Bram dan Mardi merupakan dua orang mahasiswa yang memiliki karakteristik berbeda. Keduanya sudah berteman cukup lama dan kerap menghdapi tantangan seputar tugas perkuliahan, dan masalah kehidupan, dengan cara yang unik serta penuh kejutan. Bram memiliki sifat yang pasif dan cenderung ingin menghindari tugas kuliah dan masalah lain yang ia alami. Sementara Mardi, cenderung santai dan memiliki pembawaan sikap yang dewasa dalam menghadapi tantangan dan masalah baru yang ia alami. Tak jarang, Bram sering kali mengalah dan terbujuk kepada sikap Mardi dalam menanggapi masalah yang mereka hadapi.
Pada suatu hari yang cerah, mereka mengikuti sebuah perkuliahan tentang sejarah bangsa Indonesia. Suasana perkuliahan tersebut seakan jauh berbeda dengan suasana perkulihan sebelumnya. Mardi menyimak dengan tenang dan penuh penghayatan dari setiap kata – kata yang keluar dari sang Dosen. Ia seperti terbawa pada arus narasi tentang kebangsaan dan keIndonesiaan. Pria berkacamata dan bertubuh agak kekar ini mendapatkan pengetahuan baru tentang kebhinekaan, toleransi, dan nasionalisme. Mardi terlihat optimis pada hari perkuliahan tersebut, ia merespon tugas yang diberikan oleh sang Dosen untuk melakukan penelitian kepada para tokoh (pahlawan), yang berkontribusi dalam kemerdekaan bangsa Indonesia. Sementara Bram, ia merasa kebingungan dan tak mau merespon lebih jauh tentang tugas tersebut, sebagaimana yang dilakukan oleh Mardi. Atas ajakan Mardi, akhirnya Bram bersedia untuk mengikuti langkah Mardi pergi ke suatu tempat penelitian.
Keesokan harinya, Bram dan Mardi pergi ketaman makam pahlawan sebagai tempat penelitian yang dijanjikan Mardi kepada Bram. Sebelum sampai ditempat penelitian, mereka berdua mengalamai kejadian diluar dugaan. Bram dan Mardi bertemu dengan seroang perempuan kristiani yang sedang berdiri dipinggir jalan sembari menunggu angkutan umum datang. Wanita tersebut bernama Friska, seorang wanita muda dari Jakarta yang baru pertama kalinya datang dikota Serang untuk sebuah tujuan tertentu. Pertemuan Frsika dengan Bram dan Mardi, terjadi secara tidak senagaja. Bram dan Mardi menyelamtkan Friska dari persitiwa penjambretan saat dirinya berdiri dipinggir jalan. Sebagai ungkapan rasa terimakasih, Friska mentraktir makan Bram dan Mardi. Mereka pun pergi kesebuah kedai makan yang tak jauh dari titik penjambretan itu terjadi.
Bram kaget, saat menyadari bahwa wanita muda yang baru ia kenal ternyata memiliki kepercayaan yang berbeda dengan dirinya. Bram segera membujuk Mardi untuk meninggalkan friska saat mereka pergi kesebuah masjid untuk menunaikan ibadah Sholat. Namun Mardi menolak ajakan Bram, sebab ia percaya Friska merupakan wanita baik dan bahkan rela menunda perjalananya untuk pergi ketempat yang ia ingin tuju. Bram sejenak mengalah, dan menerima penjelasan yang disampaikan oleh Mardi kepada dirinya.
Seusai mereka melaksankan sholat, mereka pun kembali kekedai makan. Bram tekejut saat melihat Friska memberikan sekotak makanan kepada seorang pemulung. Ia masih tidak percaya atas apa yang ia lihat, Mardi pun kembali berusaha meneguhkan Bram bahwa Friska memang baik , walapun memiliki perbedaan keyakinan dengan mereka berdua. Mardi lebih melihat Friska sebagai sesama manusia yang memiliki nurani tentang kemanusiaan, dan kesalehan sosial, yang mesti hormati dan dihargai.
Mardi dan Bram kembali kekedai makan dan segera menemui Friska. Mardi menanyakan kepada friska tentang tujuanya datang dikota Serang – Banten. Mereka berdua kaget saat Friska memiliki tujuan yang sama untuk mengunjungi makam leluhurnya ditaman makam Pahlawan Ciceri kota Serang - Banten. Sontak, Bram dan Mardi pun menyatakan hal yang sama tentang tujuanya untuk meneliti para pahlawan yang dikebumikan ditaman makam pahlawan. Mereka bertiga pun memutuskan untuk pergi bersama - sama menuju komplek taman makam Pahlawan yang lokasinya tak jauh dari kedai makan.
SUTRADARA
Rasyid Ridho
SCRIPT WRITER
Ido – Irham
PRODUSER
Ruang Karya Production
PRODUSER EKSEKUTIF
Rasyid Ridho
PEMERAN UTAMA
Irham Bayquni Anshori Sebagai Mardi
PEMERAN PENDUKUNG
Dinda Alkantiri Sebagai Friska Cristiani
Taufik Hidayat Sebagai Bram
PENATA KAMERA
Hendra Survival
PENATA ARTISTIK
Syahrul
PENYUNTING GAMBAR
Sirojul Furqon
PENATA CUSTOM
Ayuni Wedding
MAKE UP
Ayuni Wedding
PENATA SUARA
Azhari S.
PENATA PERAN
Jay Ora pati Makul
EDITOR
Rasyid Ridho
CAMERAMEN
Survival H.
Gus Nadi
Agung
Beagsound Music :
ALEXANDER NAKARADA - REFLECTION
ALEXANDER NAKARADA - DRAMATIC INTERCLUDE
EPIC INSPIRATION - ASHAMA MUSIC
CINEMATIK MOTIVATIONAL TRAILER - ASHAMULAUEV MUSIC
CASHE - - ASHAMULAUEV MUSIC
EMOTIONAL - - ASHAMULAUEV MUSIC
EXSTRAS
Muhit
THANKS TO :
Gereja Kristen Katolik Serang – Banten
DKM Masjid At-Tsauroh Kota Serang
Pengurus Taman Makam Pahlawan Ciceri Kota Serang
Gerakan mahasiswa Serang Utara (GAMSUT)
Ciujung Institute (CI)
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Pontirta
AND YOU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar